Umur 20 Tahunan dan Anda Masih Bingung Sama Tujuan Hidup?



20 years old and now what?

Jika anda sekarang berada di rentang umur 20-25 tahun berarti kita berada pada fase hidup yang sama. Jika sampai saat ini anda masih tidak mengetahui dan (mungkin) berpikir setiap malam akan tujuan hidup. Jangan sedih dulu. Karena tidak cuma anda yang melakukan hal yang demikian. Baiklah, izinkan saya memulai dan  mungkin akan mengesampingkan urusan agama dalam cerita  ini, dan perlu  diingatkan sekali lagi bahwa kita berada dalam fase yang sama. Dengan demikian bukan berarti ini sebuah walkthrough hidup yang udah jalani, tapi saya akan berbagi sedikit cheat SA yang saya temukan dalam perjalanan sebelum saya memutuskan untuk membuat  tulisan ini.

Untuk kedua kalinya, Jika ente bertanya kepada saya untuk apa hidup ini, dengan simple saya akan menjawab : Bahagia. Bukan begitu, gan? Adakah jawaban lain yang mengalir di benak anda? Apakah anda bahagia saat ini? Kapan anda siap untuk bahagia? Mari kita persempit makna bahagia di sini dalam ruang lingkup umur 20 tahunan. Apa yang membuat anda bahagia di umur anda saat ini? Apa yang bisa anda perbuat? saya mau curhat dikit, Well, let me tell you how was my feeling when I graduated a couple months ago. Setelah menjalani pendidikan beberapa tahun di perguruan tinggi, akhirnya saya lulus, gan dan berhak atas toga yang diimpikan oleh ribuan bahkan jutaan mahasiswa yang ada di Indonesia. Orang tua saya dengan bangganya datang dari kampung nan jauh di pedalaman menghadiri upacara sakral pembaiatan saya sebagai sarjana. Apakah orang tua saya bahagia? Mungkin saja. Apakah saya bahagia? Tidak. Well, anggap saja orang tua saya berbahagia melihat anaknya akhirnya menjadi sarjana dan bagaimana mungkin saya selaku anak tidak berbahagia melihat kedua orang tua saya bahagia? Namun nyatanya saya memang tidak bahagia. (Bedakan antara senang dan bahagia) trus sekarang anda mulai berpikiran sinis kepada saya? gapapa, gan. Silahkan aja. Kenapa saya tidak berbahagia ketika diwisuda sedangkan orang tua saya (mungkin, dan anggap saja) berbahagia? Ini pertanyaan mudah, jawabannya: Karena inilah kebahagiaan mereka, one of their life goals. Bila kelak saya memiliki anak maka saya akan sangat bahagia menghadiri acara wisuda anak saya, karena apa? Karena itulah salah satu bentuk kebahagiaan saya di masa yang akan datang, dan untuk anak saya doi bahagia apa kagak? Entahlah.

Sebelum kita bicara ngalur kidul, baiknya kita sepakat buat hilangin kalimat stereotype yang bilang bahwa, “Apabila orang tua saya bahagia, maka saya pun turut bahagia”. Perlu saya tegaskan mengenai saya ‘Tidak Bahagia’ di sini bukan berarti saya sedih atau kecewa. Bila anda berpikir seperti itu biar saya luruskan kembali pendapat anda. Saya senang? Ya! Saya bahagia? Tidak. See the different?OK? Cool. Mari tidak terjebak dengan kebahagiaan semu yang sudah diinjeksikan kepada kita sedari dahulu bahwa kebahagian berasal dari orang lain. Untuk mendefinisikan bahagia, mungkin akan lebih bijak apabila kita belajar kepada ahlinya, siapa? Anak-anak! iya betul anak-anak. mereka bahagia tanpa dibuat-buat, mau bukti mari kita flashback ketika anda berada di fase anak-anak 10 tahun yang lalu. Saya beri anda waktu untuk mengingat kembali memori masa kanak-kanak anda. Anda tersenyum? Itulah kebahagiaan saat anda anak-anak. Seperti apa itu? Bermain, menghabiskan waktu dengan dunia kita sendiri, mengenal orang lain dan pergi ke kampung sebelah yang belum pernah didatangi. Itulah bebrapa bentuk kebahagiaan saya sewaktu kecil, apakah angan juga begitu? Well, Setiap orang pasti akan berbeda-beda mendefinisikan arti bahagia menurut mereka masing-masing, tapi saya ingatkan untuk tidak terjebak pada kebahagiaan semu, maksudnya kebahagiaan semu di sini adalah ketika anda merasa diri anda bahagia, but in fac, that happiness doesn’t belong to you. kita seakan terbawa kalimat stereotypes apabila ‘orang tersebut’ bahagia, maka kita pun bahagia. Bagaimana bila saya katakan fakta bahwa kebahagian itu datang dan dimulai dari anda, bukan dari pekerjaan anda, bukan dari orang lain tapi dari ANDA! Dan sekarang mulailah berpikir tentang kebahagiaan anda. Terkesan egois? Boleh saja. Karena setiap orang berhak bahagia dengan cara dan bentuknya masing-masing. Bener gak, gan?

Apa hubungan umur 20an dengan kebahagian? Apakah di umur lain kita tidak bahagia? Begini, mari kita bagi fase kehidupan monoton manusia pada saat ini. Lahir-Bayi-Sekolah-Bekerja-Mati. Fokus pada fase umur kita pada saat ini, sekolah dan bekerja. Karena pada saat anda berada di fase lahir-bayi- mati anda tidak memiliki kontrol terhadap diri anda sendiri.Manusia modern sekarang seperti sudah terprogram mengikuti alur kehidupan seperti yang saya sebutkan di atas, entah siapa yang memulai sehingga menempatkan generasi selanjutnya kedalam lingkaran setan seperti sekarang. Seberapa sering anda mendapat pertanyaan saat anda kecil seperti ini, “Apa cita-cita kamu?” dengan mantapnya anda dan saya dahulu menjawab, Dokter, Pilot, Polisi dan bermacam-macam profesi keren lainnya. Bukan begitu? Tanpa kita sadari otak kita memprogram bahwa suatu saat kelak kita harus bekerja dengan profesi keren seperti itu setelah menyelesaikan pendidikan. Bukankah hidup tidak hanya soal profesi dan pekerjaan? Berapa banyak orang yang menyelesaikan pendidikannya pada umur 22 tahun, kemudian berkompetisi menjadi seorang yang terhormat dengan profesi yang keren tersebut, kemudian menikah, namun tidak bahagia? Seberapa sering ente mendengar keluh kesah karyawan yang menghabiskan hampir seluruh waktunya hanya untuk bekerja? Seberapa sering ente mendengar curhatan seorang suami yang lelah dengan keluarganya? Perlu saya ingatkan bahwa anda akan bekerja sampai anda mati. Oh baiklah, mungkin anda akan pensiun beberapa tahun sebelum anda mati, lalu apa bedanya?

Kebanyakan dari mereka yang tidak berbahagia karena mereka belum siap untuk memasuki fase selanjutnya dari hidup mereka. Baiklah akan saya tambahin fase baru yang sebenarnya selama ini disembunyikan oleh leluhur kita, fase ini berada di antara Sekolah-Bekerja, yaitu Eksplorasi. Yes! Explore!

Baiklah mungkin kita tidak dapat menolak pendidikan (sekolah) yang diwajibkan oleh lingkungan yang menuntut akan hal itu, maka selesaikanlah pendidikan anda, seoptimal yang anda bisa. Ingat, optimal! Fokuslah pada penguasaan skill yang anda ingin kuasai, serap ilmu sebanyak yang anda bisa. And Voila! Sekarang anda udah lulus! Selamat gan!, kemudian? Bekerja? untuk siapa anda bekerja? Untuk anda atau untuk lingkungan anda di masa depan? Bila untuk anda, maka silahkan. Mungkin anda beberapa dari orang workaholic yang dibutuhkan dunia ini. Tapi bila anda bekerja untuk lingkungan anda di masa depan (karir, istri, anak, dll) tunggu lah dahulu, bersabarlah. Tahukah anda anda sesorang yang menunggu hampir 20 tahun untuk anda bahagiakan? Apakah itu orang tua? Bukankah mereka baru saja berbahagia di fase mereka sekarang dengan melihat anda menyelasaikan pendidikan anda? Tidakkah anda berpikir siapa seseorang tadi? Siapa dia?

Diri anda sendiri! YES, That person is YOU!

Ada kalimat yang menggelitik bagi saya, begini bunyinya, bagaimana mungkin seseorang bocah sudah harus menegambil keputusan penting soal masa depan padahal beberapa minggu sebelumnya untuk kencing saja mereka masih minta izin? (waktu sekolah pipis aja izin kan gan?) Apakah cukup menggelitik buat anda? Pernyataan itu seolah menggambarkan betapa prematurnya manusia-manusia sekarang untuk memasuki fase selanjutnya dalam kehidupan mereka. Jadi? Bagaimana apa yang harus anda dan saya lakukan? Listen, seperti yang saya katakan dari awal, kita berada pada fase yang sama, saya tidak lebih bahagia dari anda sekarang, but here it is! Ambil lah rehat sejenak beberapa bulan atau mungkin satu tahun atau bahkan beberapa tahun untuk berbahagia dengan diri anda pada fase saat ini. Apakah begitu egois dengan mengambil sebagian kecil dari umur anda hanya untuk mengenal diri anda sendiri? Bila saat itu tiba, kenali! Berkencanlah dengan diri andasendiri, cumbui ia seperti seseorang kekasih yang sangat anda cintai. Temukan passion anda! Hobi! Keinginan yang selama ini terpendam yang belum bisa anda dapatkan pada fase sebelum atau selanjutnya. Berjalanlah kemana anda ingin berjalan! Lakukan apa yang anda ingin lakukan!

Ingat ini hanya beberapa saat sebelum anda memasuki fase baru sebagai 'seorang pekerja'. Nikmati umur 20-an anda yang tidak akan anda dapatkan lagi di fase hidup anda selanjutnya. Perbanyaklah membaca buku, kunjungi tempat yang ingin anda kunjungi! Keluarlah dari lingkaran setan yang selama ini telah dibuat oleh leluhur kita terdahulu. Mungkin pada saat ini teman, kolega atau kenalan anda akan bangga bercerita tentang uang atau pekerjaan yang mereka dapatkan selagi anda menghabiskan waktu dengan diri anda, dan (mungkin) anda akan sedikit atau bahkan sangat iri melihat kesuksesan (semu) mereka, tapi percayalah akan tiba saat dimana mereka datang kepada anda berkeluh-kesah tentang segala hal yang mereka jalani sedangkan anda akan memiliki cukup modal untuk bercerita tentang bagaimana kebahagian perjalanan anda sebelum memasuki fase yang anda alami saat ini. Apakah sukses itu hanya soal memiliki karir yang bagus dan uang banyak? Bukankah di awal tadi kita telah setuju bahwa tujuan hidup untuk bahagia? Apakah anda bahagia menjadi diri anda sekarang? Bukan seperti teman-teman anda itu? Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing, mengapa anda harus repot-repot mencontoh jalan hidup orang kebanyakan bila anda memiliki jalan hidup anda sendiri? Berbahagialah di umur ini, Teman!

sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/55a73a3e98e31b697a8b456d/?ref=homelanding&med=hot_thread

0 Response to "Umur 20 Tahunan dan Anda Masih Bingung Sama Tujuan Hidup?"

Posting Komentar